JAKARTA, – Politikus senior PDI Perjuangan Panda Nababan bercerita tentang dirinya yang pernah diutus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk bertemu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sekitar 18 tahun silam atau tahun 2005.
Saat itu, SBY belum genap setahun berkuasa menjadi Presiden keenam RI. Pada saat yang sama, belum genap setahu pula Mega tergeser dari tampuk kepemimpinan tertinggi di Tanah Air.
Menurut Panda, Mega menugaskan dirinya lantaran orang yang diutus SBY kala itu tak berhasil mempertemukan dua elite politik tersebut.
“18 tahun yang lalu Megawati menugaskan saya berbicara dengan Presiden SBY di Istana dalam satu malam, di mana sebelumnya utusan-utusan dari Presiden SBY untuk meminta Mega kapan waktunya mereka berdua bertemu, itu tidak ada kepastian,” kata Panda dalam program Kompas Petang Kompas TV, Selasa (20/5/2023).
Kepada Panda, Megawati menitipkan lima pertanyaan untuk disampaikan ke SBY. Isinya, terkait pencalonan SBY sebagai presiden pada Pemilu 2004, hingga pembentukan Partai Demokrat.
Sebagaimana diketahui, sebelum mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2004, SBY merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan di Kabinet Gotong Royong, kabinet pimpinan Megawati.
Panda pun mengungkap tiga dari lima pertanyaan yang dititipkan Mega untuk SBY lewat dirinya. Pertama, apakah SBY pernah mengatakan keinginannya menjadi wakil presiden pendamping Megawati.
Kedua, Megawati bertanya, apakah SBY menggunakan kantor Polkam kala itu untuk membentuk Partai Demokrat.
Ketiga, Mega menanyakan, apakah SBY ingat pernyataannya dalam sidang kabinet yang mengaku tak akan mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2004.
Kepada Panda, Megawati berkata, dirinya bersedia bertemu langsung dengan SBY jika lima pertanyaan titipannya itu mendapat jawaban. Mega, kata Panda, hanya mengharapkan keterbukaan SBY.
Namun demikin, Panda menyebut, tak satu pun pertanyaan titipan Mega itu dijawab oleh SBY.
Bermula dari sinilah, hubungan Mega dan SBY renggang. Keduanya pun hampir tak pernah bertemu selama belasan tahun.
“Mega mengatakan ke saya, dia akan bertemu dengan SBY kalau dijawab semua pertanyaan itu,” ujar Panda.
“Waktu saya ajukan lima pertanyaan itu, lima itu tidak ada dijawab itu sampai sekarang. Itu terus terang saja menjadi bom waktu, 18 tahun mereka tidak pernah duduk bersama kongko-kongko atau ngobrol,” tuturnya.
Meski begitu, menurut Panda, Megawati bukan sosok pendendam. Kendati mengaku belum melupakan peristiwa belasan tahun silam tersebut, Mega dan SBY masih mungkin berekonsiliasi.
“Mega sendiri pernah mengatakan ke saya, ‘Panda, saya memaafkan itu, tapi tidak melupakan itu’. Peristiwa itu bagi Mega sakit sekali,” ucap Panda.
Memang, lanjut Panda, belakangan PDI-P dan Demokrat tampak hangat. Keakraban kedua partai salah satunya dibuktikan dengan pertemuan putri Megawati yang juga Ketua DPP PDI-P Puan Maharani, dengan putra SBY yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), baru-baru ini.
Namun demikian, kehangatan tersebut dinilai bukan sebagai sinyal koalisi untuk Pemilu 2024 mengingat PDI-P dan Demokrat sudah punya bakal capres jagoan masing-masing.
PDI-P didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura hendak mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.
Sedangkan Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan bakal mencapreskan Anies Baswedan.
“(Koalisi) jauh api dari panggang. Bagaimana mau mengabaikan PKS, Demokrat, dan kemudian Nasdem,” tutur Panda.
Sebagaimana diketahui, PDI-P dan Demokrat tampak akrab baru-baru ini. Puan Maharani dan AHY melakukan pertemuan pda Minggu (18/6/2023) kemarin.
Perjumpaan keduanya pun memunculkan dorongan untuk mempertemukan Megawati dengan SBY.
SBY sendiri usai pertemuan Puan dan AHY sempat mencuitkan tentang dirinya yang bermimpi naik kereta bersama Mega. Dalam mimpi itu, ada juga Presiden Joko Widodo.
“Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya, kami bertiga menuju Stasiun Gambir,” tulis SBY dalam akun Twitter resmimya, @SBYudhoyono, Senin (19/6/2023).
Setelah itu, kata SBY, dalam mimpinya, dia, Jokowi, dan Megawati naik kereta bersama Presiden ke-8 RI. Namun demikian, SBY tak menyebutkan siapa figur presiden tersebut.
“Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia ke 8 dan beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai,” ungkap dia.
Dalam perjalanan tersebut, SBY, Jokowi dan Megawati pun menyapa rakyat yang pernah mereka pimpin.
Terakhir, masih dalam mimpinya, SBY menceritakan bahwa ia dan Jokowi berhenti di Solo, Jawa Tengah. Lalu, SBY melanjutkan perjalanan ke Pacitan dengan bus.
“Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno,” imbuh dia.
[KOMPAS]