Dituduh Anti-Islam, Pelatih PSG Terancam 3 Tahun Penjara

Olahraga47 Dilihat

Pelatih Paris Saint-Germain (PSG) Christophe Galtier akan menjalani pengadilan atas tuduhan diskriminasi terhadap pemain kulit hitam dan Islam saat melatih Nice. Galtier terancam hukuman penjaga tiga tahun.

Galtier dan anaknya, John Valovic-Galtier, ditangkap Kepolisian Nice pada Jumat (30/6). Keduanya kemudian dilepas dan dibawa ke Pengadilan Kriminal Nice untuk meresmikan dakwaan terhadap pelatih 56 tahun itu.

Dikutip dari AP, Galtier akan menjalani sidang pertamanya pada 15 Desember mendatang. Galtier didakwa melakukan pelecehan dan diskriminasi secara psikologis. Galtier membantah semua tuduhan tersebut.

“Pelecehan moral dan diskriminasi atas dasar keanggotaan atau non-keanggotaan, nyata atau diduga, dari suatu kelompok etnis, bangsa, dugaan ras atau agama tertentu,” bunyi dakwaan terhadap Galtier.

Jika terbukti bersalah, Galtier bisa mendapat hukuman maksimal penjara tiga tahun dan denda sebesar 45 ribu euro atau setara Rp739 juta.

Galtier, yang masih memiliki kontrak dengan PSG meski hampir pasti didepak, menolak tuduhan bahwa dia membuat komentar rasial dan anti-Islam terhadap para pemain muslim ketika masih melatih Nice pada musim 2021/2022.

Kasus tuduhan terhadap Galtier kali pertama muncul pada April 2023 menyusul sebuah surat elektronik mantan direktur olahraga Nice, Julien Fournier, yang bocor ke media. Email itu ditujukan Fournier kepada direktur Ineos (perusahaan pemilik Nice), Dave Brailsford.

Dalam surat itu Fournier mengklaim bahwa Galtier tidak suka ada banyak pemain muslim dan kulit hitam saat melatih Nice musim 2021/2022. Lebih lanjut Fournier mengklaim karier Galtier akan ‘tamat’ jika dia menjelaskan alasan perselisihan keduanya.

Pihak PSG melalui kepala komunikasi klub, Julien Maynard, mengatakan ‘tuduhan serius’ sedang diarahkan kepada Galtier dan pihak klub sepenuhnya mendukung sang pelatih.

[CNN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *