Korwil Fokal IMM Babel Mengutuk Keras Oknum Pegawai UNMUH BABEL Yang Berprilaku Intoleran Dalam Pilkada Kota Pangkalpinang Tahun 2024

Pangkalpinang168 Dilihat

Pangkalpinang, suarababel.com — Ditengah kontestasi pemilihan kepala daerah (PILKADA) serentak di Indonesia banyak oknum yang menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan pasangan calon yang telah ditetapkan oleh KPU Kota Pangkalpinang.

Hal tersebut juga terjadi di PILKADA Kota Pangkalpinangbyang menggunakan isu SARA untuk menjatuhkan calon tunggal PILKADA Kota Pangkalpinang.

Isu SARA merupakan sentimen diskriminatif menyangkut keturunan, agama, etnis dan kebangsaan atau kesukuan. Banyak konflik yang terjadi akibat dari isu SARA, terutama di media sosial dalam masyarakat multikultural.

Sayangnya, berdasarkan penelusuran media, tindakan yang mengancam kerukunan masyarakat ini dilakukan oleh salah satu pegawai aman usaha muhammadiyah (AUM) Bangka Belitung yang berinisial SW.

Dalam kronologis percakapan nya di salah satu grup WA. Seseorang memposting foto Calon Walikota Pangkalpinang Tahun 2024 yaitu Maulan Aklil saat bersama umat kristiani dalam sebuah kegiatan di gereja HKBP Kota Pangkalpinang.

Postingan itu pertama kali di komentari pemilik nomor kontak WhatsApp berinisial TP diduga salah satu pimpinan relawan partai kotak kosong dengan nada seakan kehadiran molen di gereja itu menyebabkan terjadinya perpindahan agama.

Komentar kedua, datang dari SW di duga ditunjuk kepada Maulan Aklil yang akrab disapa Bang Molen, yang sengaja dipelesetkan lemon,dengan menggunakan kalimat yang mengandung unsur SARA, dalam percakapan tersebut ia menyebut demi kekuasaan menggadaikan segala cara.

Sementara SW dan TP saat di konfirmasi melalui pesan WhatsApp, pada Selasa siang tanggal 29 Oktober 2024, lebih memilih bungkam, dan tidak mengklarifikasi tentang percakapan dalam grup WhatsApp tersebut.

Dengan adanya isu yang beredar tersebut KORWIL FOKAL IMM Bangka Belitung sangat menyayangkan hal tersebut, apalagi salah satu oknum tersebut secara aktif bekerja di salah satu amal usaha muhammadiyah.

Didi Firmansyah, SH., MH. selaku Ketua Bidang Hukum dan Advokasi FOKAL IMM Bangka Belitung menyayangkan hal tersebut dilakukan oleh oknum pegawai amal usaha muhammadiyah, seyogyanya menggunakan medsos harus lebih bijak karena tindakan ini sangat tidak tepat dan terpuji di masa PILKADA serentak saat ini, apalagi memainkan isu SARA dan agama.

Beliau berharap hal yang serupa tidak terjadi pada kader-kader Muhammadiyah ataupun pegawai AUM lainnya, yang perilakunya dapat berimplikasi kepada citra yang buruk terhadap persyarikatan. ( * )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *