Kuda Kepang, Atau Kuda Lumping Adalah Kesenian Tradisional Yang Melegendaris

Suara Babel –  Indonesia adalah Negara yang kaya akan seni dan budaya. Setiap daerah yang terbentang dari setiap pulau memiliki keunikan yang tersendiri, terutama pada seni tradisional yang telah diwariskan secara turun temurun pada generasinya. Kekayaan ini sudah sepantasnya harus tetap terjaga kelestariannya, seperti pada pertunjukan seni tradisional di Jawa.

“Rudi Gunawan atau yang sering dipanggil Bobo Lehor salah satu tokoh masyarakat yang sekarang ini sudah berdomisili di Desa Bangka Kota Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan,
Sudah tiga tahun ini Bobo Lehor pun mendirikan Paguyuban yang dinamakan Wijoyo Putro kesenian tradisional, permainan kuda Kepang atau sering kita sebut kuda lumping.

Paguyuban Wijoyo Putro didirikan sejak tahun 2020, Wijoyo Putro beralamatkan di Desa Bangka Kota Kecamatan Simpang Rimba, Wijoyo Putro sendiri dipimpin langsung Rudi  Gunawan atau sering dipanggil Bobo Lehor, anggota dari kesenian tradisional tersebut juga berasal dari berbagai tempat ada yang dari kota Pangkalpinang dan sebagainya.

Salah satu dari perwakilan Wijoyo Putro menjelaskan selain melestarikan budaya bangsa ternyata kesenian tradisional tersebut juga banyak disukai dari berbagai macam kalangan, salah satunya mereka pun sering kali diundang dalam suatu acara pernikahan, khitanan  untuk penghibur masyarakat sekitar.

Kesenian Kuda Kepang Desa Bangka Kota  dipopulerkan oleh sebuah grup kesenian bernama “Kuda Kepang Wijoyo Putro ” yang dipimpin oleh Rudi Gunawan/ berperan sebagai pawang Kuda Kepang.Tidak terlalu mahal untuk bisa menanggap tontonan Kuda Kepang ini dibandingkan dengan hiburan lainnya.

Pertunjukkan semalam suntuk. Hal yang paling menjadi daya tarik dan ciri khas dari kesenian Kuda Kepang Wijoyo Putro yaitu tarian jorongnya karena kesenian lain tidak ada atau tidak punya tarian tersebut. Hingga banyak kesenian serupa lainnya yang belajar dan menimba ilmu tarian Jorongnya. Kesenian kuda kepang juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan padi, kembang, beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Besar harapan kesenian tradisonal Kuda Kepang ini terus berkembang di masyarakat dan menjadi sebuah tontonan yang mengasyikkan. Bahkan masih tetap eksis dalam perkembangan zaman. (Rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *