Luhut Sebut Ada Investasi Mobil Listrik US$1,3 Miliar Bakal Masuk RI

Berita46 Dilihat

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa ada proposal investasi industri mobil listrik ke Indonesia senilai US$1,3 miliar. Namun begitu, Luhut tidak mengungkap calon investor tersebut.

“Pak Presiden dapat saya laporkan minggu lalu kami sudah menerima proposal investasi dari sah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi Indonesia dengan nilai investasi US$1,3 milliar,” kata Luhut dalam groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Selasa (20/6), mengutip Antara.

Menurut Luhut calon investor tersebut meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga sebagai salah satu bahan baku mobil listrik.

Purnawirawan TNI ini menyebut investasi tersebut bakal menjadi game changer dalam pengembangan kendaraan listrik di Tanah Air. Pasalnya, mobil listrik tersebut bakal cocok dengan selera konsumen Indonesia, meski dia tidak menyebut secara spesifik merek maupun mobil listrik itu.

“Ini akan menjadi game changer Pak Presiden karena produk kendaraan listrik yang mereka produksi cocok dengan selera masyarakat Indonesia dengan harga yang terjangkau juga, dan mereka juga meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga,” tuturnya.

Oleh sebab itu, dalam konsep pengembangan ekosistem mobil listrik, hilirisasi tembaga di Indonesia perlu menjadi prioritas utama. Ia mencontohkan dalam satu mobil listrik, dibutuhkan tembaga sebanyak 56 kilogram, di luar kebutuhan tembaga pada baterai mobil listrik.

Ia menambahkan, pembangunan pabrik pengolahan tembaga menjadi sangat penting, Pasalnya, Indonesia juga memiliki target untuk dapat memproduksi jutaan mobil maupun motor listrik.

Menurut Luhut Indonesia sudah memiliki modal untuk menjadi pemain penting dalam industri mobil listrik dengan kepemilikan cadangan tembaga yang besar dan juga regulasi agar kewajiban pengusaha membuat smelter tembaga.

“Ini akan menjadi modal yang besar dalam menarik investasi untuk mobil listrik Indonesia,” ujar Luhut.

Luhut menyebut dengan potensi pengembangan industri mobil listrik itu, maka strategi hilirisasi timah, tembaga, nikel, kobalt, dan bauksit harus terintegrasi.

“Untuk menciptakan ekosistem mobil listrik, baterai lithium yang terintegrasi dan juga kebutuhan-kebutuhan teknologi lainnya.” pungkasnya.

[CNN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *