JAKARTA, KOMPAS – Dosen Ilmu Politik dan International Studies, Universitas Paramadina, A Khoirul Umam menilai, rencana kerja sama antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan Partai Demokrat untuk Pemilihan Umum (pemilu) 2024 adalah mementum rekonsiliasi politik nasional.
Hal itu disampaikan Khoirul Umam menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto yang mengungkapkan bahwa partai berlogo banteng moncong putih itu bakal membuka dialog dengan Partai Demokrat.
“Meski pada medio 2022, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pernah menegaskan pihaknya tidak akan bekerja sama dengan Partai Demokrat, maka munculnya tawaran kerja sama PDIP-Demokrat ini bisa menjadi momentum rekonsoliasi politik nasional,” kata Khoirul Umam kepada Kompas.com, Minggu (11/6/2023).
Khoirul Umam mengakui bahwa hampir 20 tahun usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004, PDIP dan Partai Demokrat memang terlibat dalam pola relasi konfliktual, akibat gesekan politik masa lalu.
Namun demikian, dengan pernyataan elite PDI-P seperti Ketua DPP Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto, yang mengungkapkan pihaknya dengan segala kerendahan hati membuka tawaran kerja sama dengan Partai Demokrat menuju Pemilu 2024, hal tersebut perlu dipandang sebagai nilai positif. Terlebih, Ketua DPR RI itu juga berencana akan menemui AHY selaku Ketua Umum Partai Demokrat.
“Karena itu, rencana pertemuan Puan-AHY ini sangatlah produktif untuk kematangan demokrasi ke depan, di mana kompetisi politik tidak lagi disulut oleh politik kebencian akibat dendam masa lalu,” kata Khoirul Umam.
Terkait rencana kerja sama dua partai ini, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menyatakan, partainya terbuka terhadap seluruh partai politik untuk melakukan kerja sama dalam pemilu 2024, termasuk dengan PDIP.
“Untuk itu, kami menghormati dan menghargai pintu komunikasi yang telah disampaikan melalui pernyataan terbuka Sekjen PDI-P, Mas Hasto,” ujar Teuku Riefky, melalui keterangan tertulis, Minggu (11/6/2023).
Diketahui, Partai Demokrat saat ini tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bersama Partai Nasdem dan PKS yang mengusung Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Di sisi lain, PDI-P bersama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo) telah resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres 2024.
Sementara itu, Hasto Kristiyanto memandang, tidak ada yang salah jika Partainya membangun dialog dengan Partai Demokrat meski partai itu telah berada di Koalisi berbeda.
Terlabih, PDI-P memiliki semangat gotong royong yang salah satu wujudnya adalah upaya merangkul pihak lain dalam berpolitik.
“PDI Perjuangan itu merangkul, sambil menunggu, toh lamaran dari Pak Anies Baswedan ke Demokrat belum turun. Maka, enggak ada salahnya berdialog,” kata Hasto saat ditemui awak media di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/6/2023).
Puan bakal temui AHY
Puan Maharani pun disebut akan menemui Ketua Umum Partai Demokrat dalam beberapa waktu mendatang. Apalagi, hubungan Demokrat dan Partai Nasdem dikabarkan tengah memanas lantaran Anies belum juga mengumumkan bakal calon presiden (cawapes) yang akan mendampinginya.
Partai besutan Surya Paloh itu menyebut, Partai Demokrat “ngotot” meminta AHY untuk dijadikan bakal cawapres mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Bahkan, Lamanya Anies Baswedan menetapkan bakal cawapres dituding Demokrat menjadi dalang penyebab elektabilitas bakal capres Koalisi Perubahan itu terus menurun.
Namun, Hasto menegaskan bahwa PDI-P akan tetap menghormati etika politik. Termasuk, menghormati sejumlah partai politik yang sudah bekerja sama menyongsong Pemilu 2024.
Meski tidak berada dalam satu koalisi maupun satu kerja sama, kata Hasto, melakukan dialog merupakan hal yang penting.
“Nanti Mbak Puan akan bertemu dengan Mas AHY untuk melakukan dialog. Apalagi, untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara itu merupakan hal yang positif,” kata Hasto.
Diketahui, AHY bersama sejumlah nama lain disebut oleh Puan Maharani masuk dalam sepuluh kandidat bakal cawapres untuk menemani Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Selain AHY, beberapa kandidat nama lain seperti yang muncul adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM Mahfud MD, Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, Sandiaga Uno, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
[KOMPAS]