PT Pertamina (Persero) menyebut harga bahan bakar minyak (BBM) bioetanol kemungkinan lebih mahal dari harga pertamax.
VP Corporate Communication Fadjar Djoko Santoso mengatakan BBM pertamax akan dicampur 5 persen dari nabati etanol. Pertamina menyebut bahan bakar baru ini dengan nama E5.
Pertamina memang belum menetapkan harga E5, tetapi harga BBM bioetanol ini diperkirakan di atas harga pertamax saat ini. Fadjar mengatakan alasannya adalah Research Octane Number (RON) bioetanol lebih tinggi.
“Pertamax dicampur bioetanol 5 persen, jadi E5 namanya. Harganya belum. Mungkin di atas pertamax (harga bioetanol) karena RON-nya di atas pertamax,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/6).
Namun, Fadjar enggan memastikan apakah harga bioetanol akan mencapai di atas Rp15 ribu per liter. Ia menegaskan Pertamina masih melakukan pengkajian.
“Masih dihitung. Sementara ini uji coba masih di Surabaya, Jawa Timur,” tutupnya.
Jika benar harga bioetanol di atas pertamax, maka kisaran harganya ada di atas Rp12.500 per liter. Pasalnya, harga BBM Pertamina dengan RON 92 itu resmi turun di Jawa dan Bali per 1 Juni 2023 dari Rp13.300 per liter ke Rp12.500 per liter.
Sementara itu, kabar perilisan bioetanol mencuat dari Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Ia menyebut BBM jenis baru ini akan diluncurkan Juni 2023 mendatang.
Ia menegaskan etanol yang akan digunakan berasal dari molases tebu. Nicke mengatakan transisi energi bukan sekadar menurunkan karbon emisi, melainkan lebih penting lagi bagi Indonesia untuk mewujudkan kemandirian energi.
“Jadi nanti kami di bulan ini, kami mau launching produk baru, yaitu bioetanol. Jadi pertamax kami campur dengan etanol,” ucap Nicke dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022, Selasa (6/6).
“Kami akan terus lakukan riset-riset untuk menghasilkan bioenergi dari bahan baku nabati,” sambungnya.
(*)