Presiden Rusia Vladimir Putin bicara soal kemungkinan Kremlin merebut ibu kota Ukraina, Kyiv.
Putin kemudian mengatakan hanya dia yang bisa menjawab hal tersebut.
Dalam pertemuan dengan koresponden militer dan blogger perang Rusia, Putin mulanya mengatakan bahwa Moskow bisa merespons serangan Ukraina serta penembakan di wilayah perbatasan Rusia dengan membuat “zona sanitasi”.
Zona sanitasi akan meluas “ke kedalaman yang akan mencegah (Ukraina) menyerang wilayah kami.”
Saat ditanya seberapa jauh Rusia bisa masuk ke Ukraina, Putin menjawab dengan menyebut “semuanya tergantung pada potensi yang muncul” setelah serangan balasan Kyiv.
“Kami akan melihat situasi dan memutuskan langkah selanjutnya,” kata Putin, seperti dikutip Associated Press, Selasa (13/6).
“Kami memiliki berbagai rencana tergantung pada situasinya,” lanjut dia.
Putin mengatakan pasukan Rusia sudah pernah berada di dekat Kyiv, kala Kremlin melakukan invasi di waktu-waktu awal.
Saat awal invasi, Rusia memang sudah berada di sekitar Kyiv. Namun, pasukan Moskow mundur dari ibu kota pada Maret 2022.
Karena pernah sekali hampir berhasil merebut ibu kota itu, Putin pun menimbang, “Haruskah kita kembali ke sana atau tidak?”
“Cuma saya yang bisa memberikan jawaban.”
Meski berujar demikian, dalam kesempatan yang sama Putin juga menyampaikan bahwa saat ini Rusia belum butuh memobilisasi pasukan lebih lanjut ke Ukraina.
Dia berujar mobilisasi diperlukan tergantung pada apa yang ingin dicapai Rusia dalam perang di Ukraina.
Putin juga menilai serangan balasan Ukraina saat ini belum berhasil di daerah mana pun. Dia bahkan menilai bahwa jumlah orang yang gugur di Ukraina 10 kali lebih besar dari Rusia.
Seperti dilansir Reuters, Ukraina menurut Putin juga kehilangan lebih dari 160 tanknya serta 25-30 persen kendaraan tempur yang dipasok dari luar negeri. Sementara Rusia, ujar dia, hanya kehilangan 54 tank.
[CNN]
