Review Film: Home for Rent

Hiburan49 Dilihat

Home for Rent menjadi teror terbaru yang diberikan sutradara Jim Sophon Sakdaphisit dan penulis naskah Cook Tanida Hantaweewatana. Dua orang tersebut bukan nama-nama baru dalam proyek horor dan thriller Thailand.

Jim Sophon Sakdaphisit merupakan otak dari banyak film legendaris Thailand, seperti Shutter, Alone, 4bia, Coming Soon dan Ladda Land.

Sedangkan Cook Tanida Hantaweewatana merupakan penulis naskah Bad Genius, film yang bukan horor tapi berhasil membuat penonton ikut merasakan ketegangan saat menontonnya.

Sehingga, perpaduan kedua orang tersebut membuat Home for Rent menjadi sebuah film horor yang tak hanya berhasil menyajikan keseraman bagi penonton, tapi juga cerita yang begitu dalam.

Kabur dari kejaran kultus bukan cerita yang baru dalam genre horor. Kisah seperti itu banyak ditemukan dalam film horor lain, termasuk Thailand sendiri.

Namun, Home for Rent menyajikan masalah itu dengan begitu apik sehingga ada alasan yang solid mengenai kehadiran kultus di tengah-tengah kehidupan para karakter utama film ini, tak hanya sekadar keisengan atau rasa ingin tahu si karakter.

Alasan solid itu disimpan rapat-rapat oleh Jim Sophon dan Cook Tanida setidaknya hingga pertengahan film. Perjalanan menuju sumber masalah tersebut bisa dibilang lelah dan menyenangkan pada saat bersamaan.

Mulai dari awal, Jim Sophon seperti tak memberikan jeda sama sekali bagi jantung penonton. Jumpscare dan scoring yang mengganggu secara keroyokan dalam menceritakan awal mula masalah. Ketegangan pun terbangun dengan baik.

Namun, ketegangan perlahan surut ketika lembar demi lembar drama kisah film ini mulai dibuka.

Dalamnya cerita yang sempat disinggung di awal berasal dari latar belakang begitu banyak karakter film ini. Penonton pun diajak melihat satu per satu point of view para karakter yang ternyata saling bersinggungan.

Tim di belakang layar pun terlihat perlu bekerja keras menjahit begitu banyak kisah itu menjadi sebuah kesatuan yang jelas, dan harus ditampilkan semuanya sebelum film ini sampai pada klimaks.

Namun sayang, di tengah banyaknya kisah yang ingin disampaikan, ada satu hal yang sepertinya dilewatkan, yakni backstory dari si kultus itu sendiri.

Meski terlihat serupa karena menampilkan keluarga seperti Ladda Land, Home for Rent lebih menyoroti dampak enggan menerima kenyataan dan kerelaan yang menjadi bom waktu dalam menjalani hidup saat ini.

Permasalahan dalam keluarga, terutama komunikasi di antara pasangan, juga amat disoroti dalam film ini. Bahkan memiliki porsi yang sama banyaknya dengan si kultus itu sendiri.

Sehingga, Home for Rent mungkin tidak seseram karya-karya Jim Sophon lainnya yang bisa meninggalkan rasa takut –bahkan trauma– setelah meninggalkan studio. Namun, film ini menyajikan kisah kultus yang amat padat dan sajen jumpscare yang bisa dinikmati pencinta film horor, terutama horor Thailand.

Salah satu poin yang perlu disoroti adalah cara penulis naskah berhasil membuat penonton terkecoh, setidaknya sekali, saat coba menebak-nebak lanjutan cerita. Sedikit unsur komedi yang menjadi ciri khas film horor Thailand selama ini juga masih bisa ditemukan dalam Home for Rent.

Home for Rent tayang di Indonesia sejak 21 Juni.

[Gambas:Youtube]

[CNN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *