Ketika Partai Golkar Tak Ingin Buru-Buru Tentukan Capres-Cawapres 2024…

Nasional27 Dilihat

JAKARTA, – Partai Golongan Karya (Golkar) menyatakan tidak terburu-buru dalam menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bakal diusungnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Di saat partai lain sudah menentukan capres dan cawapresnya, Partai Golkar berpandangan batas pendaftaraan calon presiden dan wakilnya di Pilpres 2024 masih cukup lama.

Adapun batas pendaftaran capres dan cawapres dalam tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 pada 25 November 2023.

“Masih enam bulan lagi, jadi kalau kita buru-buru tentu kecepatan,” kata Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (10/6/2023).

Menurut Ical, Partai Golkar saat ini masih akan melihat dinamika politik ke depannya.

Dia juga mencontohkan penentuan calon presiden dan wakil presiden pada 2019 yang terjadi di menit-menit akhir menjelang batas pendaftaran.

Kendati demikian, ia tidak bisa memastikan apakah Golkar akan mengambil keputusan di menit-menit akhir seperti pada 2019 atau tidak.

“Jadi tidak perlu kita buru-buru untuk mencalonkan satu capres atau cawapres,” ujar Ical.

Golkar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga masih membuka pintu komunikasi dengan semua partai politik untuk mencari sosok yang pantas menjadi calon presiden dan wakil presiden.

Peluang Golkar dukung Ganjar Pranowo

Salah satu opsi dukungan capres-cawapres yang terbuka bagi Golkar adalah kesiapan berdiskusi dengan PAN mengenai wacana mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres pada Pilpres tahun depan.

Menurut Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, PAN juga sudah menyampaikan akan berkoordinasi dengan partainya terkait dukungan kepada Ganjar.

“Ya tentu kan kemarin Pak Ketua Umumnya, Pak Zulhas (Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan), mengatakan akan koordinasi dengan partai Golkar juga, nanti kami akan bahas,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Terpisah, pada Sabtu 10 Juni, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin mengatakan, partainya belum diundang berbicara oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk membahas rencana mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Nurul mengaku baru mendengar kabar PDI-P ingin mendekati Golkar melalui pemberitaan media, bukan mendengarnya secara langsung.

“Jadi belum ada undangan, kemudian belum ada juga rencana untuk bertemu. Kalau ada rencana untuk bertemu, pastinya saya akan mengundang kalian semua,” kata Nurul kepada wartawan di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta.

KIB terancam bubar

Meski belum menentukan capres dan cawapres, Partai Golkar memastikan koalisi yang dibentuknya bersama dengan PAN dan PPP tidak bubar.

Isu KIB terancam bubar mulai ramai ketika PPP resmi memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo untuk menjadi capres.

Selain dari PDI-P dan PPP, Ganjar juga mendapat dukungan dari partai lainnya yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

“Jadi saya kira semuanya masih wait and see dan masih cair,” ujar Nurul.

Nurul melanjutkan, bila ada isu yang menyebutkan partainya bakal merapat ke koalisi tertentu, hal itu menunjukkan Golkar adalah partai yang diperlukan oleh partai lain dalam membentuk koalisi.

“Golkar itu memang partai yang memang diperlukan keberadaannya. Di samping suara, jumlah kursi, juga memang pemimpin Partai Golkar memang seseorang yang sangat mumpuni,” kata Nurul.

Wacana koalisi besar dengan PKB dan Gerindra

Selain itu, Golkar belakangan ini sempat dikabarkan tengah menjajaki pembentukan koalisi besar dengan Partai Kebangkitan Banga (PKB) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Golkar dan PKB bahkan sepakat untuk menjadi motor dalam membangun komunikasi dengan partai politik lain, khususnya melobi partai-partai politik di KIB dan KKIR untuk bergabung dalam koalisi besar.

Airlangga Hartarto saat itu menyatakan, partai yang akan diajak bergabung ke koalisi besar adalah partai-partai yang bertekad melanjutkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Kita sudah menunjuk tim pemenangan, yaitu dari Golkar adalah Bapak Nusron Wahid, dan dari PKB nanti Pak Faisol Riza,” kata Airlangga usai pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Restoran Plataran, Jakarta, pada 3 Mei 2023.

[KOMPAS]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *