4 Insiden Pembakaran Al Quran yang Bikin ‘Gaduh Dunia’

Berita34 Dilihat

Umat Muslim dunia kembali dibuat geram akibat pembakaran Al Quran yang berlangsung di Stockholm, Swedia, saat perayaan Iduladha pada 28 Juni lalu.

Kali ini, pembakaran Al Quran dilakukan oleh seorang pria imigran asal Irak yang mengungsi ke Swedia bernama Salwan Momika.

Aksi Momika itu pun langsung memicu reaksi dari umat Muslim dunia. Arab Saudi, Turki, hingga Indonesia mengecam aksi Salwan tersebut.

Tak hanya dunia Muslim, Uni Eropa hingga Amerika Serikat juga prihatin atas pembakaran Al Quran itu.

Berikut lima insiden pembakaran Al Quran yang pernah “menggemparkan” dunia:

Pembakaran Al Quran di Denmark

Insiden pembakaran Al Quran sudah beberapa kali terjadi di Denmark. Hukum Denmark memang melihat aksi semacam ini sebagai sebuah bentuk kebebasan berekspresi sehingga sulit untuk dihukum dan dipidana.

Pada 2019, pemimpin partai ekstrem kanan Stram Kurs, Rasmus Paludan, membakar AL Quran di Voborg. Di tahun yang sama, ia dijatuhi hukuman percobaan 14 hari karena tuduhan rasisme.

Swedia

Tidak kapok, Paludan pun mengulangi aksinya itu saat berdemo di Malmo, Swedia, pada 2019.

Pada 2020, kerusuhan pecah setelah polisi Swedia melarang Paludan masuk negara itu karena ingin menggelar aksi pembakaran Al Quran lagi. Ratusan pendukung Paludan pun tetap menggelar protes pembakaran Al Quran di Rosengard hingga memicu demo balasan dari umat Muslim.

Kedua kubu sempat bentrok hingga melukai para pedemo dan petugas polisi.

Dua tahun setelahnya yakni pada 2022, Paludan kembali menggelar aksi membakar Al Quran di berbagai kota di Swedia. Aksi Paludan itu juga sampai memicu kerusuhan di beberapa kota di Swedia.

Dikutip Brussels Times, para pedemo yang mayoritas Muslim geram terhadap polisi Swedia lantaran melindungi Paludan saat melakukan aksi pembakaran Al Quran. Belasan petugas polisi terluka setelah pedemo membakar empat mobil petugas dalam unjuk rasa di Orebro.

Kerusuhan juga pecah di Malmo setelah pedemo melempar batu ke arah Paludan dan anggotanya yang hendak melakukan aksi pembakaran Al Quran.

Pada awal 2023, Paludan lagi-lagi membakar Al Quran. Kali ini aksi itu ia lakukan sebagai bentuk protes terhadap Turki karena mempersulit Stockholm masuk sebagai anggota Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara (NATO).

Paludan kembali mengulangi aksinya itu di Denmark pada Maret 2023 ketika umat Muslim tengah menjalani bulan Ramadan.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

[CNN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *